Sabtu, 30 Juni 2012

Ragam dan tantangan Pencak silat

Ragam dan Tantangan Seni Pencak
Terdapat lebih-kurang 800 aliran silat di Indonesia. Di Sumatra Barat, terdapat sekitar 200 aliran asli. Masing-masing aliran berbeda dan memiliki ciri khas. Bukan hanya aliran Jawa Barat dengan Sumatra Barat yang berbeda, namun juga antara aliran silat di Sumatra Barat yang tinggal di pegunungan dan di pantai.
Bahkan antara gunung yang satu dan yang lainnya berbeda. Menurut Taufan, silat secara umum pada zaman Orde Baru perkembangannya sangat pesat, terutama sebagai aspek olah raga. Saat itu, perhatian pemerintah memang besar dan sangat mendukung perkembangan pencak silat.
Namun, semenjak era reformasi hingga sekarang, perkembangan silat kembali menurun. Sosialisasi yang diadakan oleh FP2STI beberapa tahun belakangan ternyata berbuah hasil yang bagus dalam meningkatkan minat masyarakat untuk kembali ke silat. Diadakannya beberapa kegiatan yang walaupun hanya bermodalkan dana swadaya anggotanya serta ekspos media yang semakin tinggi membuat perkembangan silat saat ini dirasa kembali meningkat.
Salah satu bentuk ekspos media ini adalah dibuatnya film Merantau dan The Raid. Penggunaan teknik-teknik silat yang kental pada kedua film tersebut sedikit membuka mata masyarakat bawha ternyata pencak silat tidak kampungan dan tidak seperti yang selama ini mereka ketahui. “Film itu sangat besar pengaruhnya terhadap minat silat, dan dilihat dari trennya terhadap silat, memang semakin ke sini semakin meningkat,” aku Taufan.
Masih kurang diminatinya pencak silat oleh kaum urban adalah kurang tersedianya fasilitas berlatih di daerah perkotaan dibanding dengan olah raga bela diri lainnya seperti boxing atau capoiera yang dapat ditemui di gym atau tempat-tempat strategis perkotaan lainnya yang mudah dicapai.
Perkembangan pencak silat di negara lain, misalnya Malaysia, dikatakan Taufan, malah jauh lebih baik dibanding Indonesia. Hal itu dikarenakan lemahnya Indonesia dalam budaya tulis dan hanya mengutamakan budaya tutur. Di Malaysia, dalam hal pendokumentasian lebih jelas.
Padahal jika ditelusuri lebih lanjut, 90 persen silat di Malaysia datang dari Sumatra Barat. Singapura bahkan lebih hebat. Negara tersebut dikabarkan memiliki visi menjadi negara pusat silat. Mereka akan membangun sebuah institusi khusus pencak silat. Menyadari tidak adanya sumber daya, Singapura akan memanggil guru besar-guru besar dari Indonesia, Malaysia, dan Filipina untuk mengajar di sana. edh/R-3
Mempelajari Nilai-nilai Kehidupan yang Luhur
Melalui forum itu, FP2STI ingin menggali aspekaspek luhur kehidupan yang terkandung dalam silat. Oleh karena itu, bentuk kegiatankegiatan yang diadakan memang sedikit berbeda. Beragam kegiatan dirancang oleh FP2STI untuk menarik minat masyarakat, terutama kaum muda, untuk melestarikan silat tradisional Indonesia.
Salah satu kegiatan yang rutin dilakukan adalah workshop atau semacam diskusi bulanan. Komunitas itu mengundang perguruan-perguruan anggota FP2STI untuk mempresentasikan apa yang perguruan tersebut persembahkan atau ajarkan kepada muridnya. “Jadi, lebih ke berbagi pengetahuan sesama perguruan,” kata Taufan.
Workshop ini diadakan selain bermaksud untuk belajar, menjadi media silaturahim sehingga masalah egosentris yang semisal memang ada akan kita minimalisasi,” tambah dia. Salah satu workshop yang pernah dibuat oleh FP2STI bermateri tentang silat dari perspektif budaya.
Sejumlah perguruan silat melakukan demonstrasi pada kegiatan tersebut. Perguruan Iko Uwais saat itu juga diundang. Ia juga sempat hadir dalam workshop itu dan ikut berbagi sedikit pengalamannya dalam bersilat. Bentuk workshop silat yang pernah diadakan antara lain silat Bandrong, silat Harimau, silat Kumango, silat Seliwa, dan silat Champ.
Pengabdian FP2STI
Selain mengadakan workshop, forum itu pernah mengadakan kegiatan seminar “Silat for Life”. FP2STI, dalam kegiatan ini, mendatangkan beberapa CEO perusahaan sebagai tamu narasumber. Melalui kegiatan itu, konsep silat dijabarkan dapat juga digunakan untuk kegiatan sehari-hari, bahkan dapat diterapkan dalam sebuah manajemen.
FP2STI juga melaksanakan kegiatan-kegiatan yang manfaatnya dapat dirasakan secara langsung oleh masyarakat. Salah satunya adalah aksi sosial saat terjadi gempa di Sumatera Barat, dan memberikan pelatihan pencak silat untuk tenaga kerja wanita di Hong Kong. Baru-baru ini, FP2STI pun mengadakan sebuah lomba penulisan artikel yang bertema silat.
Rupanya tanggapannya cukup baik oleh para penggemar silat, dan kita sempat kaget juga mengetahui responsnya yang luar biasa,” ungkap Edwin. Program lainnya yang diadakan oleh FP2STI adalah kolaborasi dengan IPSI dalam pertunjukan pencak silat indah di berbagai perlombaan, wisata menuju daerah-daerah pusat berkembangnya pencak silat, gerakan peduli silat, silat goes to campus, Indonesian community exhibition, dan pameran budaya Indonesia.
Ada juga kampung silat Jampang sebagai bentuk dari kerja sama dengan sebuah yayasan sosial, yakni pembangunan pusat pelatihan silat dan menghidupkan kembali roh silat kampung Jampang. Ke depan, kegiatan yang akan dilaksanakan oleh FP- 2STI melibatkan anak-anak sekolah.
Rencana jangka panjangnya, aku Edwin, FP-2STI harus memiliki sebuah kantor pusat serta fasilitasfasilitas lainnya yang turut mendukung komunitas itu. “Semua ini harus dilakukan secara bergulir dan tidak mudah. Soalnya, aktivis kita sendiri di antaranya juga merupakan orang-orang sibuk semua,” jelas Edwin.
Melalui forum tersebut, diharapkan akan timbul sebuah kesadaran akan pentingnya melestarikan budaya silat tradisional di Indonesia. FP2STI memiliki tujuan mencuri perhatian orangorang pintar, tokoh-tokoh masyarakat, kaum muda, dan pemerintah untuk bergabung dengan forum tersebut.
Kita perlu sponsor dalam mengembangkan silat ini karena pendanaan yang masih dilakukan secara swadaya hingga saat ini memang menjadikan salah satu kendala FP2STI dalam mengembangkan silat tradisional lebih besar lagi,”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar